Kemenangan 1-0 Spanyol atas Kroasia berarti Italia menduduki peringkat kedua klasemen Grup C, dan akan bermain melawan juara Grup D pada babak delapan besar, sedangkan Irlandia menghuni posisi juru kunci dengan tiga kekalahan.
Pada saat Italia meraih kemenangan yang layak, pelatih Irlandia, Giovanni Trapattoni bingung melihat timnya kemasukan dua kali melalui tendangan sudut.
Namun pelatih Italia, Cesare Prandelli, juga memiliki kekhawatiran atas kondisi fisik anak asuhnya yang merosot pada 20 menit terakhir pertandingan, seperti yang mereka alami pada dua pertandingan sebelumnya.
Irlandia, yang memperlihatkan tekad untuk menang namun tidak diimbangi kualitas sepadan, menyelesaikan pertandingan dengan sepuluh pemain, setelah Keith Andrews diusir keluar lapangan oleh wasit Cuneyt Cakir.
Setelah rencana permainannya dikacaukan oleh kemasukan gol-gol pada awal permainan di dua pertandingan sebelumnya, Irlandia tampak bersemangat untuk mengambil inisiatif serangan.
Beberapa kali Irlandia mampu melakukan serangan balik cepat dan merepotkan barisan pertahanan Italia, namun mereka membuang beberapa peluang, baik karena operan yang buruk, pengambilan keputusan yang tidak bagus, atau aliran bola yang tidak lancar.
Italia segera mengambil kendali permainan, walau demikian sepakan voli kaki kiri Daniele De Rossi dari luar kotak penalti masih terlalu keras.
Antonio Di Natale yang bermain sebagai pemain pertama menemukan ruang di dalam kotak penalti Irlandia sebanyak tiga kali, namun semua ketiga tembakannya dapat diblok dua bek tengah Irlandia, Richard Dunne dan Sean St Ledger.
Di Natale melakukan tugas yang diminta oleh Prandelli, yakni berada di belakang pertahanan lawan, untuk menyambut umpan terobosan Cassano, sebelum kemudian memutari kiper Shay Given dan melepaskan tembakan ke gawang, namun bola masih mampu dihentikan oleh St Ledger sebelum melintasi garis gawang.
Beberapa saat kemudian, Cassano melepaskan tembakan jarak jauh, dan meski berada dalam posisi yang baik, Given gagal menangkap bola dengan sempurna dan bola kemudian bergerak keluar lapangan untuk membuat Italia mendapat tendangan penjuru.
Hal itu merupakan blunder yang merugikan Irlandia, ketika Cassano berlari melintasi Andrews untuk menyambut tendangan sudut Andrea Pirlo dengan tandukan kepala yang melewati Given dan melintasi garis gawang.
Italia tetap menekan pada awal babak kedua, ketika St Ledger dan Dunne harus memblok tembakan Di Natale dan Cassano.
Given kemudian harus turun ke tiang dekat untuk menggagalkan upaya Di Natale, setelah Italia memainkan operan-operan indah, termasuk sepakan tumit cerdik dari Motta.
Irlandia mendapat sepasang peluang dan Andrews mencoba peruntungannya dengan melepaskan tembakan jarak jauh, namun sepakan volinya masih meluncur lurus ke pelukan Gianluigi Buffon.
Seperti yang mereka alami pada dua pertandingan sebelumnya, kondisi fisik Italia merosot pada 20 menit terakhir, dan Irlandia mulai kembali bergairah. Andrew mendapat peluang melalui tendangan bebas yang masih mampu diatasi Buffon.
Prandelli kemudian memasukkan dua pemain pengganti, dan merubah formasi menjadi 4-5-1 dan menempatkan Balotelli sebagai penyerang tunggal.
Ia bermain brilian untuk untuk menaklukkan John O`Shea, yang menarik seragamnya, untuk menyambut tendangan sudut Alessandro Diamanti dan melepaskan tendangan voli akrobatik untuk mengunci kemenangan Italia.
Bintang temperamental ini terlihat marah dan mulai mengucapkan beberapa kata sebelum Leonardo Bonucci membungkam mulutnya, untuk mencegah penyerang Manchester City ini kembali terlibat kontroversi.(ar)
sumber : www.yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar